Monday, September 6, 2010

FPKS Kirim Surat Resmi Penolakan Gedung DPR Baru

GEDUNG DPR
FPKS Kirim Surat Resmi Penolakan Gedung DPR Baru
JAKARTA - Sejumlah partai koalisi berbeda pendapat soal pembangunan gedung DPR. Salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai ini bahkan sudah mengirimkan surat resmi penolakan pembangunan gedung baru.
Surat yang ditujukan kepada pimpinan DPR itu berisi tentang penundaan pembangunan gedung baru sampai ada kajian yang menyeluruh.
Dalam surat itu juga PKS meminta pimpinan DPR untuk berkonsultasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait pemindahan ibukota serta mempertanyakan sayembara pembangunan gedung yang melibatkan masyarakat luas.
“Segera akan kita sampaikan kepada pimpinan DPR,” tegas Ketua Fraksi PKS Musthafa Kamal di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (6/9/2010).
Alasan PKS menolak pembangunan gedung baru di antaranya kompleks DPR adalah salah satu bangunan bersejarah, sehingga pembangunannya pun perlu mempertimbangkan sejarah.
“Pembangunan kompleks ini memiliki akar historis yang sangat kuat dalam perjuangan bangsa Indonesia, tidak asal membangun,” tegas Musthafa.(ded)(okezone)
KLIK AJA DISINI KALAU INGIN MENJELAJAHI PLANET MARS

Thursday, September 2, 2010

Stephen Hawking,""Alam semesta tidak diciptakan oleh Tuhan,"

 Stephen Hawking,""Alam semesta tidak diciptakan oleh Tuhan,"
LONDON - "Alam semesta tidak diciptakan oleh Tuhan," ujar ilmuwan Stephen Hawking di dalam buku terbarunya.
'The Grand Design'Profesor Hawking percaya bahwa hukum fisika adalah faktor utama terjadinya Big Bang, sebuah ledakan besar yang menyebabkan terbentuknya alam semesta). Jadi pencipta alam semesta bukanlah Tuhan, seperti yang diceritakan di dalam kitab-kitab suci semua agama. Demikian seperti yang dikutip dari Press Association, Kamis ( 2/9/2010).

Dalam buku yang berjudul 'The Grand Design', Profesor Hawking menyimpulkan jika alam semesta tercipta berkat adanya hukum gravitasi. Dengan demikian alam semesta bisa dan akan menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan.

"Penciptaan secara spontanitas adalah alasan bahwa ada sesuatu dari hal yang tidak ada. Itulah artinya mengapa alam semesta itu ada, mengapa kita ada,"

"Tidaklah perlu untuk melibatkan Tuhan dalam menciptakan dan menjalankan alam semesta," tambah Hawking.

'The Grand Design' merupakan buku terbaru dari ilmuwan yang menderita lumpuh permanen ini. Penulisan buku ini dibantu oleh Leonard Mlodinow, seorang ahli fisika asal Amerika. Buku tersebut akan dirilis pada tanggal 9 September dan diperkirakan bakal menjadi tantangan untuk teori dari Sir Isaac Newton yang menyebutkan bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan.

Profesor Hawking sebelumnya menerima keberadaan Tuhan berkaitan dengan penciptaan alam semesta dalam buku yang berjudul 'A Brief of Time' (1988). Dalam buku tersebut ilmuwan yang lahir pada 1942 ini sempat menuliskan "Jika kita menemukan teori yang lengkap terkait penciptaan alam semesta, itu akan menjadi kemenangan yang besar bagi umat manusia. Untuk sementara itu, kita harus tahu pikiran dari Tuhan". Namun kini pandangannya telah berubah. (srn)
KLIK AJA DISINI KALAU INGIN MENJELAJAHI PLANET MARS

Pipi Dicium Dhani, Maia Takut Ada yang Marah

Pipi Dicium Dhani, Maia Takut Ada yang Marah

 

JAKARTA - Ahmad Dhani dan Maia Estianty terlihat akur dan saling cium pipi di ulang tahun Al dan Dul. Saat ditanya perasaannya, Maia berseloroh takut ada yang marah.

“Apanya? Memang kenapa? Ntar ada yang marah loh,” kelakarnya saat ditemui di Ulang Tahun Al dan Dul di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (1/9/2010).

Dia mengatakan makna cium pipi tersebut adalah tidak ada lagi masalah di antara mereka. “Alhamdulillah senang bahwa semuanya sudah baik-baik,” tukas Maia.

Maia mengaku kehilangan sosok suami sejak dia dan Dhani sepakat berpisah. Namun artis yang akrab disapa Bunda Maia ini merasa hanya bisa pasrah dengan kehendak Allah yang telah mengatur hidupnya.

“Pertemuanku sama anak-anak dan Mas Dhani juga sudah diatur sama Allah. Buat aku, aku menerima apapun yang terjadi sama aku kemarin,” ujarnya.

Dia membuktikan hanya waktu yang akan kembali mempertemukan anak-anaknya dan juga Ahmad Dhani. Pertanyaan yang sering dilontarkan wartawan itu pun terjawab sudah di acara ulang tahun putra Maia.

“Alhamdulillah, hubungan kami baik-baik saja. Kita bisa hadir, saya dan Mas Dhani bisa hadir sebagai orangtua anak-anak. Mereka ulang tahun, sekarang kita lengkap menghadiri ulang tahunnya,” papar Maia.

Di saat final Piala Dunia, Maia dan Dhani, serta ketiga anaknya juga pernah dipertemukan dalam satu tempat, yakni di sebuah kafe di Jalan Ampera Raya, Kemang, Jakarta Selatan.

Di tengah pertandingan yang masih berlangsung, Maia memilih segera beranjak dari kafe. Meskipun tidak sempat bertemu anak-anaknya, tapi Maia dan ketiga anaknya saling berkirim pesan lewat Blackberry Messengers.(nov)okezone
KLIK AJA DISINI KALAU INGIN MENJELAJAHI PLANET MARS

Wednesday, September 1, 2010

Penolak Bakrie Award Isi Hari Tua dengan Melukis

Daoed Joesoef Menolak Bakrie Award Isi Hari Tua dengan Melukis

Penolak Bakrie Award Isi Hari Tua dengan Melukis
TIBA-TIBA saja nama mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef mencuat sekira akhir Juli kemarin. Sosok mantan pejabat di era kepemimpinan Soeharto ini membuat sebuah keputusan yang sedikit orang mau melakukannya.
Daoed menolak sebuah penghargaan dengan kategori pemikiran sosial yang diberikan oleh Freedom Institute. Sebuah penghargaan yang diberi nama Bakrie Award 2010. Padahal selain penghargaan, Daoed juga bakal menerima sejumlah uang.
Apa alasannya?
"Alasan saya menolak karena nurani saya tidak bisa menerima. Ya Bakrie itu kan yang menimbulkan bencana lumpur Lapindo. Itu kan karena usaha bisnisnya itu," ujar Daoed Joesoef kepada okezone saat ditemui di kediamannya di kawasan Jakarta Selatan, akhir Juli 2010.
Penolakan tersebut diungkap Daoed tanpa perlu berpikir lama-lama dan matang. Sejak pertama kali dihubungi oleh pihak penyelenggara Bakrie Award, Daoed dengan tegas telah menolaknya. Bahkan sikap itu tidak berubah, manakala utusan Bakrie Award mendatangi rumahnya yang berada di Jalan Bangka Dalam, Jakarta Selatan.
Dia juga menegaskan bahwa penolakan yang disampaikannya tersebut murni dari dirinya sendiri tanpa ada pengaruh apapun dan dari siapapun. Namun demikian dirinya tetap berterima kasih atas penghargaan yang diberikan oleh Freedom Institute.
"Saya katakan dari dulu sampai sekarang, saya berani melawan apa saja kecuali melawan nurani saya. Kalau nurani saya mengatakan tidak, maka saya harus berani katakan tidak," tegasnya.
Bersama Daoed, sastrawan Sitor Situmorang juga diberitakan menolak penghargaan yang disponsori oleh Yayasan Bakrie itu. Daoed dan Sitor merupakan dua tokoh yang mengikuti jejak Frans Magnis Suseno dan Gunawan Muhammad yang menolak dan mengembalikan penghargaan setahun sekali itu.
Begitulah ketegasan pria kelahiran Medan 8 Agustus 1926 silam. Walaupun usianya telah menginjak 83 tahun, ketegasan Daoed tidak berkurang. Dulu, pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) ini sangat dikenal ketegasannya dalam dunia kampus. Saat itu Daoed mengeluarkan kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) yang bertujuan untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan berpolitik.
Saat itu, Daoed berpendapat tugas utama mahasiswa adalah belajar bukan berkegiatan politik. Kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus. Tindak lanjutnya, mantan menteri di Kabinet Pembangunan III 1978-1983 ini menghapuskan Dewan Mahasiswa di universitas-universitas di seluruh Indonesia, yang kemudian praktis melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa.
Selepas mengemban jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kegiatan Daoed tidak lepas dari dunia pendidikan. Bersama putrinya juga, Daoed mendirikan sebuah Sekolah berbasiskan internasional yang diberi nama Sekolah Dasar Kupu-kupu. "Ini tahun keenam, sekarang sudah ada kelas enam dan masing masing satu kelas. Muridnya satu kelas maksimum 24 orang nggak boleh lebih itu, sudah standar UNESCO, fasilitasnya ya ada gedung fasilitas olah raga dan fasilitas bermain," ungkapnya.
Menurutnya, selain mengurus sekolah dasar berstandar internasional, dirinya memiliki kegiatan lain untuk mengisi waktu luangnya. "Saya masih tetap nulis dan membagi pengetahuan di bidang kedokteran, ekonomi, hukum, terutama pendidikan. Saya juga teratur menulis di Suara Pembaruan, dan kadang untuk Kompas," ujar Daoed.
Selain dari kedua kesibukannya membaca dan menulis tersebut, Daoed juga masih memiliki kesibukan lain dalam bidang seni rupa, yaitu melukis. Kesibukannya ini sebenarnya sudah dia tekuninya sejak dirinya hijrah dari kota kelahirannya Medan Sumatra barat pada tahun 1960 lalu. Awalnya pada waktu itu dirinya mengaku bahwa kebiasaanya melukis dia geluti karena semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi pada waktu itu.
Dari pekerjaannya tersebut, bapak satu orang putri ini mendapatkan imbalan berupa uang yang nantinya dipergunakan untuk kebutuhan sehari-harinya. Dirinya mengaku bahwa keahliannya dibidang seni rupa ini bukan merupakan suatu bakat yang diturunkan dari orang tuanya, melainkan kebiasaannya sejak kanak-kanak dulu, semasa penjajahan Belanda.
Lukisan yang biasanya dia torehkan dalam sebuah kanvas tersebut adalah lukisan yang menceritakan keindahan alam yang ada di Indonesia, karena menurutnya imspirasi alam itu merupakan suatu karya yang sangat indah untuk dilukiskan. "Saya senang melukis alam, kan Sumatra pemandangan indah. Semuanya senang, kalau lagi melukis, ya semuanya(keluarganya) melukis," pungkasnya mantan Ketua Dewan Direktur CSIS.
Namun demikian lukisan yang dibuatnya tersebut tidak hanya dia nikmati sendiri melainkan dia tuangkan juga dalam sebuah pameran lukisan besar beberapa tahun yang lalu. Dan dari hasil lukisannya Daoed bisa membangun gedung sekolah dasar di halaman rumahnya di Jalan Bangka VII Dalam Jakarta Selatan.(hri)(okezone)
KLIK AJA DISINI KALAU INGIN MENJELAJAHI PLANET MARS

Isi Lengkap Pidato Presiden SBY Soal Malaysia

Isi Lengkap Pidato Presiden SBY Soal Malaysia

Inilah isi pidato lengkap presiden SBY menyikapi persoalan Malaysia
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,
Malam ini, saya ingin memberikan penjelasan kepada rakyat Indonesia mengenai hubungan Indonesia – Malaysia. Marilah kita mengawalinya dengan melihat perkembangan dan dinamika hubungan kedua negara, salah satu hubungan bilateral Indonesia yang paling penting.
Hubungan Indonesia dan Malaysia memiliki cakupan yang luas, yang semuanya berkaitan dengan kepentingan nasional, kepentingan rakyat kita.
Pertama, Indonesia dan Malaysia mempunyai hubungan sejarah, budaya dan kekerabatan yang sangat erat - dan mungkin yang paling erat dibanding negara-negara lain, dan sudah terjalin selama ratusan tahun. Kita mempunyai tanggung jawab sejarah, untuk memelihara dan melanjutkan tali persaudaraan ini.
Kedua, hubungan Indonesia dan Malaysia adalah pilar penting dalam keluarga besar ASEAN. ASEAN bisa tumbuh pesat selama empat dekade terakhir ini, antara lain karena kokohnya pondasi hubungan bilateral Indonesia - Malaysia.
Ketiga, ada sekitar (2) juta saudara-saudara kita yang bekerja di Malaysia – di perusahaan, di pertanian, dan di berbagai lapangan pekerjaan. Ini adalah jumlah tenaga kerja Indonesia yang terbesar di luar negeri. Tentu saja keberadaan tenaga kerja Indonesia di Malaysia membawa keuntungan bersama, baik bagi Indonesia maupun Malaysia.
Sementara itu, sekitar 13,000 pelajar dan mahasiswa Indonesia belajar di Malaysia, dan 6,000 mahasiswa Malaysia belajar di Indonesia. Ini merupakan asset bangsa yang harus terus kita bina bersama, dan juga modal kemitraan di masa depan.
Wisatawan Malaysia yang berkunjung ke Indonesia adalah ketiga terbesar dengan jumlah 1,18 juta orang, dari total 6,3 juta wisatawan mancanegara.
Investasi Malaysia di Indonesia 5 tahun terakhir (2005-2009) adalah 285 proyek investasi, berjumlah US$ 1.2 miliar, dan investasi Indonesia di Malaysia berjumlah US$ 534 juta. Jumlah perdagangan kedua negara telah mencapai US$ 11,4 Miliar pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan ekonomi Indonesia – Malaysia sungguh kuat.
Namun, hubungan yang khusus ini juga sangat kompleks. Hubungan ini tidak bebas dari masalah dan tantangan. Ada semacam dalil diplomasi, bahwa semakin dekat dan erat hubungan dua negara, semakin banyak masalah yang dihadapi.
Contoh masalah dan tantangan yang kita hadapi adalah menyangkut tenaga –kerja Indonesia di Malaysia. Kita tahu bahwa keberadaan 2 juta tenaga kerja Indonesia di Malaysia, disamping memberikan manfaat bersama, juga memunculkan kasus-kasus di lapangan yang harus terus kita kelola. Oleh karena itulah, sejak awal, saya berupaya keras untuk memperjuangkan hak-hak Tenaga Kerja Indonesia, antara lain menyangkut gaji dan waktu libur; memberikan perlindungan hukum, dan mendirikan sekolah bagi anak-anak Tenaga Kerja Indonesia.
Dalam kunjungan saya yang terakhir ke Malaysia, kita telah berhasil mencapai kesepakatan, mengenai pemberian dan perlindungan Hak bagi tenaga kerja kita di Malaysia.
Berkaitan dengan permasalahan hukum yang dihadapi oleh tenaga kerja Indonesia di Malaysia, pemerintah aktif melakukan langkah-langkah pendampingan dan advokasi hukum, untuk memastikan saudara-saudara kita mendapatkan keadilan yang sebenar-benarnya.
Selain masalah TKI dan perlindungan WNI, kita juga kerap menjumpai masalah yang terkait dengan perbatasan kedua negara. Masalah ini memerlukan pengelolaan yang serius dari kedua belah pihak.
Karena itulah, menyadari kepentingan bersama ini, saya dan Perdana Menteri Malaysia sering berkomunikasi secara langsung, di samping forum konsultasi tahunan yang kami lakukan, untuk memastikan bahwa isu-isu bilateral ini dapat kita kelola dan carikan jalan keluarnya dengan baik.
Saudara-saudara sekalian,
Akhir-akhir ini, hubungan Indonesia Malaysia kembali diuji dengan terjadinya insiden di seputar perairan Pulau Bintan pada tanggal 13 Agustus 2010 yang lalu. Berhubung insiden ini menjadikan perhatian yang luas dari kalangan masyarakat Indonesia, pada kesempatan ini, saya ingin memberikan penjelasan tentang duduk persoalan yang sesungguhnya, dan langkah-langkah tindakan yang diambil oleh pemerintah kita.
Sejak saya menerima laporan mengenai insiden ini tanggal 14 Agustus 2010 pagi, saya langsung memberikan berbagai instruksi. Pertama, saya minta agar ketiga petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan segera dikembalikan dalam keadaan selamat. Kedua, saya juga memerintahkan untuk mengusut tuntas apa yang sebenarnya terjadi dalam insiden tersebut.
Segera setelah itu, Menko Polhukam dan Menteri Luar Negeri melakukan tindakan-tindakan cepat, untuk mengelola penanganan insiden tersebut dengan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Terhadap insiden ini, kita semua sangat prihatin, dan saya ingin agar masalah ini segera di selesaikan secara tuntas, dengan mengutamakan langkah-langkah diplomasi. Saya ingin mengatakan bahwa sejak terjadinya kasus ini pemerintah telah bertindak. Sistempun telah bekerja.
Saya juga menekankan bahwa masalah seperti ini harus diselesaikan secara cepat, tegas dan tepat, karena berkaitan dengan kepentingan nasional kita. Memelihara hubungan baik dengan negara sahabat, apalagi dengan Malaysia, sangat penting. Tetapi, tentu kita tidak bisa mengabaikan kepentingan nasional, apalagi jika menyangkut kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Dalam kaitan ini, saya telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Malaysia, yang intinya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya insiden tersebut. Saya juga mendorong agar proses perundingan batas maritim dapat dipercepat dan dituntaskan. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri telah memanggil Duta Besar Malaysia di Jakarta untuk menyampaikan nota protes. Menteri Luar Negeri juga telah melakukan komunikasi intensif dengan Menteri Luar Negeri Malaysia. Dalam perkembangannya, alhamdulillah, ke-3 petugas Kementerian Kelautan dan Perikanan itu kini telah kembali ke tanah air.
Berkaitan dengan ketiga petugas KKP tersebut, Pemerintah Indonesia menerima informasi tentang perlakuan yang tidak patut yang dialami oleh mereka. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia meminta penjelasan atas kebenaran informasi itu. Melalui jalur diplomasi, diperoleh informasi bahwa Pemerintah Malaysia saat ini sedang melakukan investigasi atas masalah perlakukan terhadap tiga petugas KKP tersebut.
Saudara-saudara,
Yang jelas, di masa depan, insiden seperti ini harus kita cegah, agar tidak terus menimbulkan permasalahan di antara kedua negara. Upaya ini bisa kita lakukan dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah di antara Malaysia dan Indonesia, serta bentuk-bentuk koordinasi dan kerjasama di antara kedua belah pihak, dengan semangat untuk tetap memelihara hubungan baik kedua bangsa.
Perihal penanganan terhadap 7 nelayan Malaysia yang memasuki wilayah perairan Indonesia, kepada mereka telah diambil tindakan-tindakan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Setelah prosesnya selesai mereka kita kembalikan ke Malaysia, sebagaimana kelaziman yang berlaku di lingkungan ASEAN selama ini. Perlu diketahui, dalam kasus yang sama, banyak nelayan Indonesia yang diduga memasuki wilayah perairan negara sahabat, juga dikembalikan ke negeri kita.
Saudara-saudara se-bangsa dan se-tanah air,
Belajar dari pengalaman ini, pemerintah Indonesia berpendapat bahwa solusi yang paling tepat untuk mencegah dan mengatasi insiden-insiden serupa adalah, dengan cara segera menuntaskan perundingan batas wilayah antara Indonesia dan Malaysia. Perundingan ini menyangkut batas wilayah darat dan batas wilayah maritim, termasuk di wilayah selat Singapura, dan perairan Sulawesi, atau perairan Ambalat.
Indonesia berpendapat bahwa perundingan menyangkut batas wilayah ini dapat kita percepat dan kita efektifkan pelaksanaannya. Semuanya ini berangkat dari niat dan tujuan yang baik, agar insiden-insiden serupa yang akan mengganggu hubungan baik kedua bangsa dapat kita cegah dan tiadakan. Saya sungguh menggaris-bawahi, sekali lagi, agar proses perundingan yang akan segera diteruskan oleh kedua pemerintah benar-benar menghasilkan capaian yang nyata.
Saudara-saudara,
Kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah adalah kepentingan nasional yang sangat vital. Pemerintah juga sangat memahami kepentingan itu, dan terus bekerja secara sungguh-sungguh untuk menjaga dan menegakkannya. Namun demikian, tidak semua permasalahan yang muncul dalam hubungan dengan negara sahabat selalu terkait dengan kedaulatan dan keutuhan wilayah. Oleh karena itu, kita harus bisa menilai dengan tepat setiap masalah yang muncul, agar penyelesaiannyapun menjadi tepat pula. Meskipun demikian, sekecil apapun permasalahan yang muncul dalam hubungan bilateral, akan tetap kita selesaikan demi menunjang kepentingan nasional kita. Kita harus senantiasa menjaga citra dan jatidiri kita sebagai bangsa yang bermartabat dalam menjalin hubungan internasional, tanpa kehilangan prinsip dasar politik luar negeri yang bebas dan aktif, dan yang diabdikan untuk kepentingan bangsa kita.
Sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, saya juga merasakan apa yang dirasakan oleh rakyat Indonesia. Saya sungguh mengerti keprihatinan, kepedulian, bahkan emosi yang saudara-saudara rasakan. Dan apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang dan ke depan ini, sesungguhnya juga cerminan dari keprihatinan kita semua.
Saya juga mengajak untuk menjauhi tindakan-tindakan yang berlebihan, seperti aksi-aksi kekerasan, karena hanya akan menambah masalah yang ada. Kekerasan sering memicu terjadinya kekerasan yang lain. Harapan untuk menyelesaikan masalah ini dengan serius dan tepat, tanpa disertai aksi-aksi yang destruktif, juga saya terima dari saudara-saudara kita rakyat Indonesia yang saat ini berada di Malaysia.
Saudara-saudara sekalian,
Cara kita menangani hubungan Indonesia – Malaysia akan disimak dan diikuti oleh negara-negara sahabat di kawasan Asia, bahkan oleh dunia internasional. Selama ini sebagai Pendiri ASEAN, Indonesia sering dijadikan panutan di dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di kawasan, maupun di belahan bumi yang lain. Oleh karena itu, marilah seraya kita tetap memperjuang-kan kepentingan nasional kita, karakter dan peran internasional Indonesia yang konstruktif, dan dengan semangat untuk memelihara perdamaian, terus dapat kita jaga.
Terakhir, insiden yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia baru-baru ini akan kita tuntaskan penyelesaiannya. Indonesia akan terus mendorong Malaysia untuk benar-benar menyelesaikan perundingan batas wilayah yang sering memicu terjadinya insiden dan ketegangan. Dengan demikian, dengan dapat dicegahnya ketegangan dan benturan-benturan yang tidak perlu, saya yakin permasalahan, hubungan baik dan kerjasama bilateral antara Indonesia –Malaysia akan berkembang lebih besar lagi.
Ke depan dalam hubungan antar bangsa yang lebih luas, kita harus terus menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita, dan terus membangun diri menjadi negara yang maju, sejahtera, dan bermartabat, dengan tetap menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan negara-negara sahabat.
Sekian.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.(hri)
KLIK AJA DISINI KALAU INGIN MENJELAJAHI PLANET MARS

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails